Senin, 31 Agustus 2015

What life tell you about happiness?

Dulu saya pernah bermimpi untuk mengejar kebahagiaan, tetapi kemudian saya berpikir kembali arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Seberapa besar saya memimpikan kebahagiaan, sebesar itu pula saya tidak pernah merasakannya. Kini saya mulai menyadari, kebahagiaan bukanlah sesuatu untuk dikejar, bukan juga sesuatu untuk diimpikan. Kebahagiaan ada di dalam setiap diri manusia yang mau merelakan dirinya untuk merasakan bahagia bukan sebatas fantasi belaka. Kebahagiaan adalah untuk dirasakan bukan untuk dikejar. Kebahagiaan datang ketika kita mengetahui bahwa diri kita bahagia. Ada orang yang memiliki harta namun tidak merasakan kebahagiaan, tetapi ada orang yang hidup dalam kesederhanaan namun tetap dapat berbahagia. Ketika mengawali hari, pilihlah untuk menjalaninya dengan bahagia, maka kebahagiaan menjadi milikmu hari itu. 
Read More

Jumat, 14 Agustus 2015

Grateful

Suatu ketika, sempat terpikir dalam pemikiranku, mengapa aku harus melakukan pekerjaan ini? Mengapa hidupku seakan berbalapan dengan jalannya waktu? Ada kalanya ingin mengeluh, dan ada waktu ketika aku merasa begitu lelah dengan segala rutinitas yang aku jalani. Tetapi ketika aku menoleh ke langit, aku merasa terlalu bodoh rasanya untuk tidak bersyukur dengan segala hal yang Tuhan berikan di hidupku. 

Nafasku hari ini, kesempatanku untuk berkarya hari ini, dan segala hal yang terjadi di hidupku hari ini, semuanya dalam kendali Tuhan dan bukan kendaliku. Kalaupun aku harus mengeluh, aku sudah tidak memiliki alasan untuk mengeluh. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk hidup, tidak semua orang memiliki pekerjaan, dan tidak semua orang dapat berbahagia dengan kehidupannya. 

Sembari aku melihat ke langit, ponsel hp ku berdering dan aku melihat sebuah pesan yang dikirimkan oleh seseorang yang begitu berarti di hidupku. Rasanya kurang untuk mendeskripsikannya sebagai pacarku. Ia adalah kekasihku, sahabat terbaikku, dan kakak terbaikku. Ketika aku membaca pesan dalam bbmnya, kata-katanya begitu sederhana, namun begitu membuatku bahagia. Ia selalu mengakhiri pesan bbmnya dengan kata, "koko mencintaimu meme sayang". Kehadirannya membuatku merasakan bahwa Tuhan begitu mengasihiku. Bahkan kehadirannya pun merupakan suatu mujizat dan anugrah terindah yang Tuhan berikan untukku. Apabila aku mengingatnya, aku benar-benar merasakan bahwa aku sama sekali tidak berhak untuk protes maupun mengeluh. Pada blog-blog sebelumnya, aku begitu mengharapkan agar Tuhan memberikan seseorang yang mencintaiku. Dan inilah jawaban dari semua doa dan impianku. Aku mencintainya, tetapi aku lebih mencintai penciptanya, yaitu Tuhan Yesus. Kalaupun ia membaca blog ini, aku tau dia tidak akan marah dengan perkataanku ini. Aku pun tahu bahwa ia jauh lebih mencintai penciptaku dibandingkan diriku. Hal inilah yang membuat hubungan kami semakin dipenuhi dengan kasih setiap harinya. Dalam doanya pun, ia selalu mengatakan,"Ajar kami untuk saling mengasihi seperti kasih yang Tuhan ajarkan kepada kami." 

Keyakinan kami berdua ketika mengambil keputusan untuk berpacaran adalah segala hal harus berdasar pada kasih. Ketika kasih Tuhan memenuhi kami berdua maka kami pun dapat saling mengasihi satu dengan yang lain. Layaknya gelas yang terisi air. Ketika gelas tersebut penuh dengan air maka ketika ditambahkan air akan melumber ke luar gelas. Demikian halnya dengan kasih, ketika gelas hidup kami sama-sama terisi kasih, maka kasih itu akan melumber keluar dan tidak akan berkekurangan. Tidak akan saling menuntut untuk dimengerti, dan tidak akan merasa dirinya tidak diperhatikan. Berbeda halnya ketika gelas tersebut terisi setengah, maka keduanya akan saling menuntut dan akan terus merasa kekurangan.

Kami memutuskan untuk berpacaran jarak jauh untuk sementara waktu. Banyak orang yang begitu takut dengan hubungan jarak jauh. Ketika kami mengambil keputusan ini, kami tidak melihatnya sebagai suatu masalah. Kami merasa hubungan ini adalah suatu anugrah yang begitu lama kami nantikan. Kami begitu yakin dan percaya, Tuhan memiliki waktu yang indah untuk mempersatukan kami dalam suatu ikatan yang kudus. Tidak pernah terlintas dalam benakku untuk mencurigainya, ia pun demikian. Ia tidak pernah menuntutku melakukan ini dan itu, tetapi ia memberikan teladan kepadaku sehingga aku pun mampu melakukannya.

Hari ini, aku bersyukur untuk setiap rancangan Tuhan yang begitu sempurna di hidupku. Aku bersyukur ketika aku melewati segala proses yang terjadi di belakangku, yang mengajariku bahwa aku harus menghargai segala hal di depanku. Kami tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan kami, yang kami tahu, setiap hari adalah anugrah. Anugrah yang kami awali dengan ucapan syukur dan kami akhiri dengan ucapan syukur setiap harinya. Aku tidak memandang hidupku sebagai perjuangan, tetapi sebagai anugrah yang harus dinikmati. Jika ada yang bertanya ketika aku diberi kesempatan untuk dilahirkan kembali, aku ingin tetap menjadi seorang Lydia Angela Natasya.
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

© How God Writes Your Life Story, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena