Rabu, 17 Desember 2014

Keep Calm and Trust!



Pekerjaanku sejak awal bulan Desember hingga hari ini tidak terlalu berat. Hampir sebagian besar waktuku akhir-akhir ini dihabiskan untuk persiapan-persiapan perayaan natal gerejaku. Sudah 4 tahun aku kehilangan moment seperti ini. Semasa kuliah, aku begitu menyibukkan diriku dengan ujian-ujian akhir semesterku. Jarang sekali aku mengikuti pelayanan natal ketika aku di Malang. Biasanya di moment akhir tahun seperti ini, aku sengaja mendengarkan lagu-lagu natal dari laptopku sembari mengerjakan tugas-tugas kuliah. 

Tahun ini, begitu banyak harapanku di awal tahun 2014 yang menjadi kenyataan. Aku sempat menuliskan di bukuku bahwa aku ingin sekali melewati tahun 2014 dengan kembali melayani Tuhan. Aku melalui 4 tahun masa kuliahku tanpa pelayanan apapun. Tanpa pelayanan apapun selam 4 tahun di Malang, tentu saja membuat aku benar-benar mengalami kekosongan. Ketika di gereja, aku selalu iri melihat mereka yang dapat melayani Tuhan dengan begitu bersukacita, sedangkan aku, jangankan melayani, untuk pergi ke gereja setiap minggu saja aku sudah begitu bersyukur. Jarak gereja yang cukup jauh, ditambah lagi aku tidak memiliki kendaraan saat itu membuatku benar-benar tidak dapat melakukan apapun. 

Tahun 2014, Tuhan benar-benar mendengar dan menjawab doaku. Aku dipercayakan sebuah kendaraan yang membuatku dapat terjun pada suatu pelayanan. Aku juga bergabung dalam sebuah komsel yang merupakan komunitas anak muda di gereja. Berawal dari komsel, aku belajar begitu banyak hal. Aku dikuatkan oleh teman-teman seiman, aku didorong untuk melayani Tuhan.
22 Maret 2014, aku bertemu dengan seorang teman yang begitu baik dan merupakan anak kesayangan Tuhan. Hari itu juga, Tuhan mempercayakan aku untuk melakukan pelayanan pertamaku sebagai consellor di acara KKR gereja. Begitu banyak yang begitu aku syukuri saat itu. Di saat aku benar-benar merasa kesepian, Tuhan menghadirkan begitu banyak teman di hidupku. Tuhan mengajariku banyak hal dari mereka semua.

Bulan April 2014, aku memutuskan untuk pulang kembali ke tempat kelahiranku, tentu saja saat itu aku telah lulus kuliah. Tidak mudah untuk memutuskan hal tersebut, tetapi di dalam hatiku muncul suatu kerinduan untuk memberikan buah sulungku di tempat kelahiranku. Aku ingin sekali melayani Tuhan di pemuda remaja gerejaku di Lombok. Tahun pertama kelulusanku, aku ingin mempersembahkannya untuk Tuhan. Terkadang mungkin banyak yang berpikir bahwa aku terlalu bodoh untuk kembali ke kampung halaman, sedangkan begitu banyak kota-kota besar yang menjanjikan karir yang begitu baik. Tetapi ada satu kalimat yang beredar di kepalaku saat itu, “I don’t know my future, but I know who hold my future”. Aku tahu Tuhan sudah merancangkan segala hal yang terbaik di hidupku, masa depanku, cita-cita, dan cinta. Kepulanganku ke Lombok membuatku menjadi jauh dengan teman-teman yang baru saja aku kenal. Tentu saja ada perasaan sedih, tetapi ada damai sejahtera yang jauh melebihi apapun ketika aku mengingat misi yang Tuhan berikan untukku saat itu.

Setelah kepulanganku, hari-hari aku lewati dengan begitu cepat. Tuhan mempercayakan aku untuk memimpin sebuah komunitas kecil pemuda remaja di gereja. Tuhan juga mempercayakan pelayanan lain untukku. Aku melewati bulan demi bulan dengan sukacita yang luar biasa.

Ada kalanya aku begitu merasa kesepian. Jauh dari teman-temanku di Malang, jauh dari keramaian, bahkan teman terbaikku jarang sekali menghubungiku akhir-akhir ini. Tetapi di dalam ketenangan, aku benar-benar dapat mendengarkan suara Tuhan.

Ada banyak hal yang membuat dunia tampaknya begitu ramai, tetapi merasakan suatu kekosongan. Aku pernah mengalaminya, dan membuatku lupa tentang penciptaku. Aku bersyukur Tuhan menarikku dengan cepat. Hari ini, aku sedang menjalani proses penetralan. Tuhan membawaku pada masa ketika tidak ada seorang pun yang menjadi tempat aku bercerita tentang begitu banyak hal. Tidak ada seorang pun yang dapat aku percaya selain diriNya. Aku tidak menghabiskan waktuku dengan media sosial yang dulu sempat menyita banyak waktuku.

Ketika segala hal menjadi tidak sesuai dengan keinginanku, aku mencoba belajar untuk diam dan tenang. Aku tidak memprotes apapun kepada Tuhan, bahkan untuk janjiNya yang belum terjadi di hidupku. Ketika aku berdiam itulah, begitu banyak hal yang Tuhan ceritakan kepadaku. Begitu banyak tanda yang Tuhan nyatakan di hidupku ketika aku bertanya kepadaNya.

Beberapa hari yang lalu, aku berangkat ke kantor. Sembari di perjalanan, Tuhan mengingatkanku dengan kata-kata,” Dalam tinggal tenang dan percaya, terletak kekuatanmu”. Aku mencari tahu keinginan Tuhan dari kata-kata tersebut. Sampai di kantor, aku mendengar khotbah sembari bekerja. Tanpa disadari, khotbah itu pun menuntunku dengan kata-kata yang sama seperti yang Tuhan katakan tadi pagi.

Kini aku tahu, Tuhan menginginkan aku untuk tenang dan berdiam di bawah kakiNya, tanpa perlu kuatir tentang apapun juga dan tanpa protes tentang apapun juga. Hanya dengan mendengar suara Tuhan, aku benar-benar mengalami sukacita yang luar biasa.

Terkadang ketika aku ingin menceritakannya kepada temanku apa yang aku alami atau apa yang aku dengar, ia justru mementahkannya dan mengatakan aku seperti meramal masa depan. Ketika aku menceritakannya kepada Tuhan, Ia mengatakannya sekali lagi kepadaku,” Dalam tinggal tenang dan percaya, terletak kekuatanmu”.

Aku cukup tinggal tenang dan percaya, dan melihat bagaimana Tuhan bekerja secara luar biasa di hidupku. Tidak perlu mempertanyakan bagaimana caranya, dan tidak perlu menceritakan apapun kepada siapapun. Tuhan mau mengajariku untuk belajar percaya sekalipun aku tidak melihat. Belajar berdiam dan mengerti keinginan Tuhan, sekalipun begitu banyak hal yang ingin aku pertanyakan. Tuhan ingin aku menggunakan telingaku untuk lebih peka mendengar suaranya, mataku untuk lebih terbuka membaca firman Tuhan, dan hatiku untuk menerima pewahyuan-pewahyuan Tuhan. 

Entah kemana lagi Tuhan akan membawaku tahun 2015, tetapi aku yakin setiap langkah-langkahku dituntun oleh Tuhan kepada suatu rancangan terbaik di hidupku. Tuhan Yesus jauh lebih mengetahui segala hal yang terbaik untukku, dibanding diriku sendiri. 

Tuhan mengontrol hidupku karena Ia begitu mengasihiku....Belajar tenang, tetap berdoa, dan peka dengan suara Tuhan. Jesus loves you!!!
Read More

Senin, 01 Desember 2014

God, Adam & Hawa

1 Desember 2014
Hari ini aku melewatinya dengan kesibukan pekerjaanku. Berkutat selama seharian penuh hanya untuk membuat laporan keuangan kantor. Kesibukan membuatku hampir lupa bahwa hari ini adalah hari pertama di bulan terakhir 2014. Setiap orang sibuk mengejar kembali harapan-harapannya di tahun 2014 sebelum tahun ini benar-benar berakhir, termasuk aku. Pagi ini, aku memulainya dengan berdoa. Harapanku hanya akan menjadi harapan ketika aku tidak menyerahkannya kepada Tuhan. Aku meyakinkan diriku kembali bahwa sama seperti komitmenku di awal tahun bahwa tahun ini adalah tahun yang penuh dengan keceriaan dan kebahagiaan. Aku melewati begitu banyak hal di tahun 2014 ini, terkadang aku menghadapi tantangan, tetapi terkadang aku tersenyum selebar-lebarnya seolah-olah seluruh manusia di dunia ini begitu mencintaiku. Entah apapun perasaan atau kenyataan tentang hidup, aku selalu memperoleh kekuatan dari Firman Tuhan yang menjadi kompas kehidupanku. Ketika masalah datang, aku sudah terlebih dahulu diperlengkapi dengan Firman Tuhan yang semakin menguatkan imanku. 

Menjadi seorang anak muda, aku diperhadapkan dengan mimpi, cita dan cinta. Cinta, aku akan membahasnya terlebih dahulu, sesuai dengan urutan Firman Tuhan yang aku baca. Cinta adalah feeling atau suatu perasaan yang Tuhan berikan kepada seseorang dengan suatu tujuan yang begitu mulia. Berangkat pada penciptaan manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa, aku dapat mempelajari apa yang manusia katakan dengan cinta.

Berbicara tentang cinta, setiap anak muda pasti memiliki ceritanya masing-masing mengenai hal ini. Namun seperti apakah cinta yang Tuhan ajarkan di alkitab? 
Ketika kita mencintai seseorang kemudian kita mengejarnya sedemikian rupa, seringkali kita memaksa Tuhan untuk menyetujui keinginan kita. Bahkan status single atau jomblo pun menjadi bulan-bulanan anak muda saat ini. 

Dalam Kejadian 2, Tuhan menciptakan manusia untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden. Adam melakukan pekerjaannya, yaitu memelihara taman tersebut dan memberikan nama satu per satu. 
Sebagai seorang anak muda, Tuhan mau kita mengusahakan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Ketika masih bersekolah atau berkuliah, lakukanlah itu dengan sungguh-sungguh untuk Tuhan. Ketika bekerja, lakukan pekerjaan kita dengan sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. 

Kejadian 2:18 Di sini Tuhan melihat kebutuhan manusia yaitu ia membutuhkan seorang penolong yang sepadan dengan dia. Adam tidak meminta Tuhan untuk memberikannya penolong, tetapi Tuhan begitu memperhatikan Adam. Tanpa meminta pun, Tuhan sudah mengetahui kebutuhan kita. Bayangkan saja ketika seorang ayah begitu mengasihi anakNya, maka kebutuhan anak pun pasti diberikan oleh ayahNya. Ketika anakNya meminta pun, Tuhan pasti memberikannya selama itu terbaik untuk kita.
Pernikahan adalah kehendak Tuhan. Tuhan yang menginginkannya dan merencanakannya untuk kehidupan kita. Sebagai seorang single, jangan pernah kuatir tidak mendapatkan jodoh. Selama kita menjadi anakNya Tuhan, Ia mengetahui kebutuhan dan keinginan hati kita. 

Lakukan dengan setia studi, pelayanan maupun pekerjaan kita. Masalah jodoh, bukankah Tuhan yang menginginkannya untuk anda terima? Jadi, tidak perlu kuatir tentang kata-kata orang lain yang mungkin menjatuhkan iman anda. 
Ketika pernah mengalami patah hati, firman Tuhan membuat kita semakin kuat bahwa Tuhan sedang merancangkan yang terbaik dalam kehidupan kita. Patah hati adalah suatu step yang membuat kita lebih kuat di dalam iman dan pengharapan akan janji-janji Tuhan. Tidak perlu begitu bersedih berlarut-larut. Jodoh anda sedang dipersiapkan Tuhan, selama Tuhan juga sedang mempersiapkan dirimu.Yakinlah suatu saat, Tuhan mempertemukan anda dengan seseorang yang sudah dirancangkanNya untuk anda, jauh sebelum anda ada di dalam kandungan. 

Firman Tuhan inilah yang membuatku selalu percaya bahwa Tuhan begitu mengasihiku. Ia menguatkan imanku bahwa aku telah dirancangkan untuk suatu tujuan yang mulia. Tuhan juga sedang merancangkan seseorang dengan tujuan yang mulia. Suatu saat, Ia mempertemukanku dengan seseorang yang telah Ia persiapkan untukku dan melakukan visi Tuhan bersama-sama, sebagai rekan kerja Allah. 

Sekian blog tentang jodoh, will be continue dengan tema yang berbeda, Jesus bless you :)
Read More

Sabtu, 29 November 2014

A Letter for God



Bapa,                                                                                
Hari ini aku menemukan diriku pada tanggal 30 November 2014. Bapa, aku tahu jika hari ini aku masih dapat hidup, itu semua karena kasih karuniaMu yang begitu luar biasa. Hari ini aku hidup di sebuah dunia yang begitu ramai. Ramai dengan begitu banyak orang yang memiliki mimpi dan mengejarnya dengan ambisi. Suatu dunia yang penuh dengan persaingan. Hampir semua orang memiliki mimpi yang sama dan berusaha mengejarnya. Mereka tidak mengenal waktu, tenaga, dirinya sendiri, bahkan orang lain di sekitar mereka. Dunia ini membuat aku berpikir bahwa seseorang dapat diakui oleh orang lain ketika memiliki banyak uang. Orang yang lemah akan tertinggal, terinjak, bahkan tidak dipedulikan. Orang yang kuat akan dijunjung tinggi, dihormati, dan dilayani. Prioritas mereka hanya uang. Mereka berpikir bahwa uang dapat membeli cinta dan kebahagiaan.

Aku memiliki begitu banyak teman dan rekan kerja, tetapi dunia membuat aku tidak dapat mempercayai mereka sepenuhnya. Dunia membuat mereka tampak begitu palsu. Beberapa dari mereka mengatakan mereka mencintai aku, dan kemudian mereka meninggalkan aku. Bahkan di titik jenuhku aku akan selalu mengatakan bahwa aku tidak akan pernah berharap atau percaya dengan orang lain.
Tuhan, beberapa hari yang lalu aku mungkin pernah menjadi bagian dari mereka. Aku mengejar apa yang mereka katakan tentang kebahagiaan. Perlahan aku mulai melupakan jam-jamku bersamaMu. Aku lebih banyak menghabiskan waktuku dengan salah satu dari mereka. Aku kira semuanya baik-baik saja, tetapi ternyata tidak. Aku mengejar kebahagiaan yang begitu hampa dan semu. Tampaknya begitu bahagia, tetapi aku tidak merasakan apapun yang mereka sebut dengan kebahagiaan. 

Untung saja, beberapa hari yang lalu Engkau menarik aku kembali sebelum aku berlari lebih jauh lagi. Sekalipun berat rasanya untuk memutar tubuhku meninggalkan mereka, tetapi aku tahu bahwa lebih baik satu hari di pelataranMu daripada seribu hari di tempat lain. Bagiku, adalah lebih baik ketika aku dekat dengan Engkau daripada aku bersama dengan orang lain yang tidak sama sekali kuketahui ketulusannya.
Bapa, beberapa hari yang lalu adalah thanksgiving day. Aku mendedikasikan rasa terima kasihku hanya kepadaMu. Terima kasih Tuhan, aku dapat mengenal Engkau sebagai Juru Selamat, Ayah, dan Sahabat terdekatku. Terima kasih telah memelukku kembali. Terima kasih telah mengajariku begitu banyak hal yang mendewasakan aku.

Tuhan Yesus, sekalipun aku hidup di dalam dunia yang fana, kebahagiaanku tidak sama seperti apa yang dunia tawarkan. Aku pernah mencoba kebahagiaan di dunia, tetapi tidak pernah ada yang sebanding bahkan melebihi kebahagiaan ketika aku melewati segala sesuatunya bersama dengan Engkau.
Bapa, hari ini mereka datang kembali di hidupku dengan menawarkan kebahagiaan semu. Aku begitu takut bahkan mataku berair ketika mengingat hari-hari yang aku lalui tanpa diriMu. Aku takut mereka melukai hatiku kembali, Tuhan. Tetapi hari ini aku mendengar suaraMu dengan jelas.

“Selama aku dapat memanggil Engkau, Bapa, semuanya menjadi baik. “
As long as I can call You, “Father”, everything will be alright

Aku memutuskan untuk turun dari ayunan yang aku mainkan bersama temanku beberapa waktu yang lalu. Aku berlari dan menduduki ayunan yang diayunkan Engkau untukku.
Ceritakan apapun yang ingin Engkau katakan kepadaku. Aku tidak memiliki apapun yang dapat kuandalkan di dunia ini. Harta, kedudukan, status, seseorang, aku sama sekali tidak memilikinya. Aku hanya dapat dan hanya mau mengandalkan Engkau.

Mereka boleh saja memperlakukanku dengan cara apapun, tetapi aku tahu Engkau membela perkaraku. Ajarkan aku untuk menjadi seorang murid yang taat. Ajarkan aku memiliki hati seorang anak yang tidak dapat jauh dari ayahNya. Jangan ambil rohMu dari padaku.
Bapa, kebahagiaan terbesarku adalah ketika aku dapat menyenangkan hatiMu.

I Love You, Father Jesus

From Your daughter
(Lydia Angela Natasya)
Read More

Selasa, 04 November 2014

God's Lovely Daughter

Post pertama di bulan November 2014, setidaknya aku masih memiliki cukup waktu untuk menuangkan pikiranku ke dalam tulisan-tulisan pada blog yang aku buat sebulan yang lalu. Sebelumnya, aku memiliki blog dengan nuansa yang berbeda ketika aku masih menduduki bangku perkuliahan. Jika dibandingkan dengan blog sebelumnya, maka akan nampak sekali perbedaan dengan blog yang baru saja aku buat ini. Blog lama ku leidacia'sworld@blogspot.com dihiasi dengan template pororo and friends. Pada blog itu aku banyak menuliskan isi hatiku selama menduduki bangku perkuliahan. Blog itu cukup berat dengan widget-widget di setiap sisinya. Dalam blog itu, terdapat tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang sengaja aku posting di sana sebagai prasyarat kelulusan kuis kecil mata kuliahku itu. 

Pada blog yang baru saja aku rilis ini, aku sengaja menggunakan warna yang soft dengan template yang tidak begitu ramai dan widget yang tidak terlalu banyak. Warna background pink menjadi pilihanku meskipun bukan merupakan warna favoritku. Alasan pemilihan warna tersebut adalah aku mencoba menampilkan estetika kewanitaan pada blog ini. 

Berbicara tentang "wanita", maka semua orang akan berpikir tentang keindahan, keunikkan, dan kelembutan. Beberapa waktu lalu, aku sempat berbicara kepada seseorang mengenai perbedaan antara pria dan wanita. Keduanya diciptakan Tuhan dengan sifat lahiriah yang berbeda. Seorang pria akan lebih menggunakan logika dibandingkan dengan perasaan, sedangkan wanita akan lebih menggunakan perasaannya. Mereka diciptakan berbeda tanpa ada satupun kesalahan yang Tuhan lakukan. Ketika mengendarai mobil untuk mencapai pada suatu tujuan, maka seorang pria diibaratkan seperti gas dan seorang wanita adalah remnya. Seorang pria dan seorang wanita harus mengerti posisinya masing-masing. Keduanya tidak dapat berjalan berdampingan ketika tidak ada satu pihak pun yang mau mengerti. Mobil tidak akan dapat berjalan ketika gas dan rem diinjak bersamaan. 

Menjadi seorang wanita bukan berarti selalu benar atau mungkin selalu mengalah. Begitu banyak pria di dunia ini menganggap bahwa istrinya adalah monster yang begitu mengekang hidupnya, sehingga seringkali pria mencari wanita selain istrinya untuk memuaskan nafsu pribadinya. Ada pula pria yang tidak menghormati istrinya karena sang istri begitu lemah sehingga mudah dipermainkan. Lantas, apa yang harus dilakukan seorang wanita?
 
1. Memahami posisi wanita dalam penciptaan Tuhan
Seorang wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, bukan dari tulang tengkoraknya yang dapat memerintah pria (suaminya) dan bukan dari tulang paha yang dapat diinjak-injak oleh suaminya. Wanita diciptakan sebagai seorang penolong bagi pria. 
Kejadian 2:18
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. 
Posisi wanita ketika berdampingan dengan suaminya bukan sebagai penuntut, namun sebagai penolong. Kata "penolong" menunjukkan bahwa seorang wanita harus memiliki kerendahan hati untuk melayani. Bukan justru selalu menuntut perhatian, harta, dan sebagainya dari suaminya.

2. Menjadi wanita yang cantik
Kecantikan wanita tidak dinilai dari luarnya saja, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa penampilan adalah hal yang paling pertama yang dapat dilihat oleh orang lain. Namun kecantikan fisik seorang wanita malah akan menjadi sandungan ketika ia tidak mampu menunjukkan kecantikan di dalam dirinya. 
Amsal 31:10
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji
Seorang wanita yang takut akan Tuhan akan mencerminkan kasih Tuhan di dalam hidupnya. Takut akan Tuhan artinya menyenangkan Tuhan lewat kehidupannya. Kecantikan dipancarkan dari perilakunya dan perkataannya. Seorang wanita dituntut untuk mampu menjadi teladan, mengeluarkan perkataan yang sedap untuk di dengar dan patut untuk dipuji.

3. Menghormati Tuhan dan menghormati suaminya
Seorang wanita harus memiliki integritas yang tinggi, memiliki kedewasaan rohani yang tinggi. Seorang wanita harus meletakkan penghargaan tertinggi kepada penciptanya. Menghormati Tuhan artinya tidak menyimpang dan tetap setia. Setia terhadap pasangan hidup mencerminkan penghormatan kepada Tuhan dan kepada suami. Tidak selingkuh, dan menempatkan Tuhan dan keluarga sebagai prioritas utama. 

4. Menjadi wanita yang bertanggung jawab
Peran wanita dalam keluarga tidak hanya sebagai penghias rumah. Wanita memiliki tanggung jawab sebagai penolong bagi suaminya. Ia akan bekerja sama dengan suaminya sebagai rekan kerja Tuhan dalam mendidik anak-anak yang Tuhan percayakan kepada mereka. Ketrampilan terbesar seorang wanita dituntut ketika ia harus melayani suami dan anak-anaknya.
 
5. Miliki waktu untuk saling mendengarkan
Seorang wanita yang baik tidak menempatkan dirinya sebagai self center. Ia dituntut untuk menjadi pendengar yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Memelihara komunikasi yang baik dan mampu memahami kondisi. Istri yang baik adalah istri yang mendatangkan sukacita surga di dalam rumah. Tidak memarahi suami sebelum dan setelah bekerja, memuji anak-anak ketika ia mampu menyelesaikan tugasnya adalah hal sederhana yang dapat dilakukan.

Saat ini begitu banyak wanita yang tidak menjadi teladan bagi keluarganya. Wanita seringkali mendominasi kehidupan dalam keluarga, bahkan terkadang wanita justru menghilangkan damai sejahtera di dalam  keluarganya. Mengeluh, bertengkar, memarahi anak, memperlakukan anaknya dengan kasar bukanlah merupakan teladan yang baik.

Aku belum memiliki pengalaman apapun mengenai peranan seorang istri. Tetapi aku bersyukur, Tuhan begitu banyak mengajariku untuk menjadi wanita bijak yang menyenangkan hati Tuhan. Tuhan memperlihatkan kehidupan kepadaku dan aku mengamatinya. Banyak wanita ketika masih muda menyepelekan hal ini. Mereka berpacaran hanya karena "cinta" padahal di dalamnya terdapat tanggung jawab yang begitu besar yang dipercayakan Tuhan kepada seorang wanita. 

Aku pernah menghadiri sebuah retreat yang diadakan oleh gerejaku. Dalam retreat itu dikatakan bahwa umur seseorang yang pantas untuk berpacaran adalah 21 tahun secara psikologi. Aku langsung saja mengambil komitmen untuk tidak berpacaran sebelum menginjak 21 tahun. Sampai di umur 21 tahun pun aku masih belum memiliki komitmen untuk berpacaran. Terkadang aku bertanya kepada Tuhan mengapa orang lain begitu mudahnya mendapatkan pasangan, sedangkan aku belum pernah sama sekali. Ketika itu pula Tuhan menjawab aku bahwa Ia tidak akan memberikan uang 200.000,00 untuk anak berumur 2 tahun. Sebuah tamparan begitu keras yang betul-betul mengoreksi hidupku. 

Banyak wanita yang justru menjadi hancur ketika ia tidak mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sebelum mengambil komitmen berpacaran. Tidak sedikit pula yang selalu sedih karena merasa putus cinta. Aku bukan bagian dari mereka. Kini aku mengerti, ketika Tuhan mempercayakan sesuatu maka Ia mempersiapkan aku terlebih dahulu. Aku teringat suatu quote yang berkata, "Tuhan memberikan seseorang bukan ketika kita kesepian, tetapi ketika kita siap."

Di manakah posisi anda saat ini? 
Ketika anda belum memiliki pasangan, persiapkanlah diri anda untuk menjadi wanita-wanitaNya Kristus yang siap menerima tanggung jawab yang Tuhan percayakan suatu hari nanti. Berdandanlah seolah-olah hari ini anda akan bertemu dengan pasangan yang Tuhan percayakan dalam hidup anda.

Ketika anda sudah memiliki komitmen berpacaran, periksalah komitmen anda. Sudahkah komitmen tersebut
sesuai dengan kehendak Allah? Ambillah keputusan yang tepat sebelum berlanjut kepada jenjang pernikahan.

Ketika anda sudah berkeluarga, sudahkan anda menjadi teladan Kristus yang baik bagi suami dan anak-anak anda? 

Jadilah wanita-wanita yang mencerminkan teladan Kristus dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Peliharalah kekudusan sebagai seorang wanita. Menjadi wanita kesayangan Tuhan yang memberkati orang lain.

"Melalui keunikannya wanita berfungsi dan menjadi teladan"_Wanita Bijak, Abbalove Ministries
Titus 2: 3-7

God Bless You............



Read More

Kamis, 30 Oktober 2014

When Sky Can Tell You a Happiness



Suatu ketika aku pernah bertanya kepada seseorang tentang makna kebahagiaan. Ia menjawabku bahwa makna kebahagiaan adalah ketika kita dapat bersyukur dalam kondisi apapun.
 
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda tentang sebuah kata ini. Dunia pun seringkali mengatakan kalimat "Bahagia itu Sederhana", namun dalam konteks apakah sebuah kesederhanaan yang melahirkan kebahagiaan?
Dapatkah seseorang berbahagia meskipun dalam hal yang terberat dalam hidupnya?

Di sela-sela pekerjaanku sore ini, Tuhan menuntun mataku untuk melihat suatu pemandangan yang luar biasa indahnya. Aku tidak melihat uang yang menumpuk, aku tidak melihat emas di depan mataku, tetapi aku melihat langit indah yang dipenuhi dengan burung-burung yang berterbangan di udara. Suatu pemandangan sederhana yang sudah lama tidak pernah aku hayati lagi semenjak kepindahanku ke Pulau Lombok. Aku merasakan apa yang dunia katakan tentang sebuah kebahagiaan yang lahir dari kesederhanaan. Langit yang begitu tenang, bahkan aku dapat mengimajinasikan suatu ayat di alkitab yang berkata, "Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktuNya bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir" tertulis di langit biru sore ini. 
Ketika Tuhan bertanya kepadaku apa makna kebahagiaan menurutku, segera saja aku menjawab ketika aku merasakan Surga meskipun aku sedang berada di dunia. Ketika aku merasakan diriku begitu dekat dengan penciptaku dan aku dapat merasakan Tuhan tersenyum dengan perkataan dalam hatiku ini.

Kemudian fokus pandanganku bergeser pada kumpulan burung-burung yang berterbangan di udara. Tuhan berkata kepadaku, “Kalau sedemikian Aku memelihara burung-burung itu, jauh lebih dari burung-burung itu, Aku mengasihimu. Engkau jauh lebih berharga dari burung-burung itu, anakKu.” 

Aku menarik nafas sedalam-dalamnya dan mulai mensyukuri segala berkat dan proses yang aku alami. 
Aku melihat namaku yang sengaja aku tulis di steorofoam ruang kerjaku beberapa bulan yang lalu.
Lydia Angela Natasya
Sebuah nama yang tidak pernah aku pikirkan artinya, namun hari ini aku mulai mengerti keindahan nama yang Tuhan berikan untuk hidupku. Lidia adalah seorang tokoh wanita di alkitab yang mengalami pertobatan dan menjadi berkat bagi keluarganya, sehingga seisi rumahnya dapat mengenal Tuhan. Lidia mendukung pelayanan Paulus dengan mengijinkan Paulus untuk menginap di rumahnya.
Angela,  Angel” artinya malaikat. Malaikat dalam alkitab merupakan utusan Tuhan untuk membawa pesan Bapa kepada manusia. Aku dipilih Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Natasya berasal dari Bahasa Rusia yang artinya lahir di saat natal. Aku tidak lahir di saat natal. Nama itu turunan dari nama kakakku yang memang lahir pada bulan Desember. Namun aku dapat mengambil makna dari namaku bahwa aku lahir di zaman Anugrah, yaitu zaman ketika Tuhan Yesus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan dosa-dosaku.
Tidak berhenti sampai di sana, aku melihat sebuah tulisan cina pada kertas di meja kerjaku.
Zhang Li Ya
Aku sengaja menulisnya beberapa minggu lalu ketika aku sedang menekuni bahasa ini.
Li pada namaku berarti “Cantik”. Setiap perempuan di dunia ini dilahirkan cantik. Mereka terlahir dengan keunikannya masing-masing. Kecantikkan seorang perempuan dinilai tidak hanya dari penampilannya, tetapi dari attitude nya dalam berhadapan dengan orang lain.
Ya artinya “Berharga” atau “Precious”.
“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.”
Ayat ini terlintas di benakku ketika aku memikirkan betapa berharganya aku di mata Bapaku.

Hari ini aku hidup di dalam dunia yang sesak dengan tangisan, keluhan, dan ribuan ambisi manusia. Tetapi, hari ini aku belajar melihat sisi yang berbeda di dunia tempat aku tinggal saat ini. Mereka boleh saja melukaiku, mereka boleh saja menjatuhkanku, tetapi mereka tidak dapat mengambil kebahagiaanku. Aku merasakan Surga sekalipun aku berada di dunia.

Ketika aku dilingkupi rasa kecewa dan kuatir hari ini, Tuhan dengan sigap menangkap aku kembali. Aku berkata kepada Tuhan, “Tuhan, hari ini aku mengalami masalah, namun aku menghadapinya dengan cara yang berbeda. Aku meyakinkan diriku bahwa Engkau yang telah menyelesaikannya untukku. Aku tahu Engkau begitu mengasihiku. Lakukan apapun yang hendak Engkau lakukan untuk hidupku, Tuhan. Aku percaya rancanganMu jauh lebih indah dari apapun yang pernah aku pikirkan. Aku mencintaimu.”

Read More

Senin, 20 Oktober 2014

Hujan

Suasana pagi ini tidak seperti biasanya. Dua hari kemarin aku mengisi energiku kembali dengan tidur sepanjang hari. Di malam hari, seseorang mengingatkan aku tentang pelantikan presiden Indonesia yang akan dilaksanakan hari ini. Beberapa hari yang lalu, hampir semua channel televisi secara berkelanjutan mengekspos mengenai pernikahan mewah seorang artis. Hal tersebut cukup menjadi perhatianku selama berhari-hari, hingga akhirnya hampir saja aku melupakan moment bersejarah bagi seluruh bangsa Indonesia. 
Tidak ada yang berbeda pada lalu lintas di kotaku. Semarak menyambut presiden baru pun tidak nampak sama sekali. Berbeda dengan kota-kota besar yang begitu antusias mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, dan menyambut kepemimpinan Bapak Jokowi-JK. Hal ini tidak akan mengurangi semangatku dalam menyambut hari bersejarah ini. 

Aku membuka gadgetku dan mulai membaca memo-memo penting yang harus aku kerjakan hari ini. Tampaknya hari ini aku bisa lebih bersantai. Tidak ada agenda khusus yang memakan begitu banyak waktuku hari ini. Sambil membaca memo, segera saja kusantap semangkuk havermout yang kini menjadi sarapanku setiap pagi. Setelah itu, aku mulai bersiap ke kantor. Aku meletakkan motorku dibawah pohon tepat di depan kantorku.
Sapaan para satpam cukup mewarnai dan menambah semangat kerjaku hari ini. Aku masuk dan melihat ruang kerjaku tampak lebih leluasa. Rak yang semula berada di belakang mejaku, kini berubah menjadi meja persegi panjang. Tampaknya ibu CA ku mengubah desain ruang kerjaku. Aku duduk dan mulai merapikan file-file di atas meja baruku itu. Kunyalakan PC sembari menunggu hasil perhitungan dari income audit. Sambil melihat berita hari ini, aku mengunduh beberapa program file yang memudahkan komunikasiku dengan beberapa rekan kerja.

Siang ini langit mendung, nyaris hujan. Tetesan air dari langit masih enggan menyentuh tanah. Namun bau hujan sudah dapat tercium. Ingatanku masih segar tentang dua hari sebelum aku benar-benar meninggalkan kota Malang. Suasana langit persis seperti hari ini. Aku melihat dan merasakan suasana seperti ini pada hari itu bersama seorang sahabat. Aku membiarkan tubuhku tersentuh oleh beberapa titik-titik air hujan pada perjalananku ke bank hari ini.

Hari ini indah, setidaknya aku dapat bernostalgia kembali dengan suasana kota Malang. Aku dapat merasakan dinginnya langit, aku dapat merasakan titik air hujan yang pernah membasahiku ketika perjuangan menyelesaikan tugas akhir kuliahku. Perjuanganku sesungguhnya ada di kota itu. Langit Malang menjadi saksi air mata kesedihanku dan air mata kebahagiaanku.
*****
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

© How God Writes Your Life Story, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena