Kamis, 30 Oktober 2014

When Sky Can Tell You a Happiness



Suatu ketika aku pernah bertanya kepada seseorang tentang makna kebahagiaan. Ia menjawabku bahwa makna kebahagiaan adalah ketika kita dapat bersyukur dalam kondisi apapun.
 
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda tentang sebuah kata ini. Dunia pun seringkali mengatakan kalimat "Bahagia itu Sederhana", namun dalam konteks apakah sebuah kesederhanaan yang melahirkan kebahagiaan?
Dapatkah seseorang berbahagia meskipun dalam hal yang terberat dalam hidupnya?

Di sela-sela pekerjaanku sore ini, Tuhan menuntun mataku untuk melihat suatu pemandangan yang luar biasa indahnya. Aku tidak melihat uang yang menumpuk, aku tidak melihat emas di depan mataku, tetapi aku melihat langit indah yang dipenuhi dengan burung-burung yang berterbangan di udara. Suatu pemandangan sederhana yang sudah lama tidak pernah aku hayati lagi semenjak kepindahanku ke Pulau Lombok. Aku merasakan apa yang dunia katakan tentang sebuah kebahagiaan yang lahir dari kesederhanaan. Langit yang begitu tenang, bahkan aku dapat mengimajinasikan suatu ayat di alkitab yang berkata, "Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktuNya bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir" tertulis di langit biru sore ini. 
Ketika Tuhan bertanya kepadaku apa makna kebahagiaan menurutku, segera saja aku menjawab ketika aku merasakan Surga meskipun aku sedang berada di dunia. Ketika aku merasakan diriku begitu dekat dengan penciptaku dan aku dapat merasakan Tuhan tersenyum dengan perkataan dalam hatiku ini.

Kemudian fokus pandanganku bergeser pada kumpulan burung-burung yang berterbangan di udara. Tuhan berkata kepadaku, “Kalau sedemikian Aku memelihara burung-burung itu, jauh lebih dari burung-burung itu, Aku mengasihimu. Engkau jauh lebih berharga dari burung-burung itu, anakKu.” 

Aku menarik nafas sedalam-dalamnya dan mulai mensyukuri segala berkat dan proses yang aku alami. 
Aku melihat namaku yang sengaja aku tulis di steorofoam ruang kerjaku beberapa bulan yang lalu.
Lydia Angela Natasya
Sebuah nama yang tidak pernah aku pikirkan artinya, namun hari ini aku mulai mengerti keindahan nama yang Tuhan berikan untuk hidupku. Lidia adalah seorang tokoh wanita di alkitab yang mengalami pertobatan dan menjadi berkat bagi keluarganya, sehingga seisi rumahnya dapat mengenal Tuhan. Lidia mendukung pelayanan Paulus dengan mengijinkan Paulus untuk menginap di rumahnya.
Angela,  Angel” artinya malaikat. Malaikat dalam alkitab merupakan utusan Tuhan untuk membawa pesan Bapa kepada manusia. Aku dipilih Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Natasya berasal dari Bahasa Rusia yang artinya lahir di saat natal. Aku tidak lahir di saat natal. Nama itu turunan dari nama kakakku yang memang lahir pada bulan Desember. Namun aku dapat mengambil makna dari namaku bahwa aku lahir di zaman Anugrah, yaitu zaman ketika Tuhan Yesus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan dosa-dosaku.
Tidak berhenti sampai di sana, aku melihat sebuah tulisan cina pada kertas di meja kerjaku.
Zhang Li Ya
Aku sengaja menulisnya beberapa minggu lalu ketika aku sedang menekuni bahasa ini.
Li pada namaku berarti “Cantik”. Setiap perempuan di dunia ini dilahirkan cantik. Mereka terlahir dengan keunikannya masing-masing. Kecantikkan seorang perempuan dinilai tidak hanya dari penampilannya, tetapi dari attitude nya dalam berhadapan dengan orang lain.
Ya artinya “Berharga” atau “Precious”.
“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.”
Ayat ini terlintas di benakku ketika aku memikirkan betapa berharganya aku di mata Bapaku.

Hari ini aku hidup di dalam dunia yang sesak dengan tangisan, keluhan, dan ribuan ambisi manusia. Tetapi, hari ini aku belajar melihat sisi yang berbeda di dunia tempat aku tinggal saat ini. Mereka boleh saja melukaiku, mereka boleh saja menjatuhkanku, tetapi mereka tidak dapat mengambil kebahagiaanku. Aku merasakan Surga sekalipun aku berada di dunia.

Ketika aku dilingkupi rasa kecewa dan kuatir hari ini, Tuhan dengan sigap menangkap aku kembali. Aku berkata kepada Tuhan, “Tuhan, hari ini aku mengalami masalah, namun aku menghadapinya dengan cara yang berbeda. Aku meyakinkan diriku bahwa Engkau yang telah menyelesaikannya untukku. Aku tahu Engkau begitu mengasihiku. Lakukan apapun yang hendak Engkau lakukan untuk hidupku, Tuhan. Aku percaya rancanganMu jauh lebih indah dari apapun yang pernah aku pikirkan. Aku mencintaimu.”

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© How God Writes Your Life Story, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena