Aku mengatur suhu AC di kamarku pada angka
21 derajat celcius. Biasanya pada suhu seperti ini aku dapat merasa kedinginan,
tetapi hari ini justru berkeringat. Suara TV di lantai satu rumahku cukup
keras, diiringi dengan tertawa mama dan adik perempuanku. Jam-jam segini, ruang
keluarga akan terasa ramai. Papa, mama, dan adikku biasanya berkumpul dan
menonton acara televisi. Seharusnya rumah kami lebih ramai dari ini. Kakakku
dan adik lelakiku tidak tinggal bersama kami. Kakakku memiliki pekerjaan di
Jogjakarta dan adik lelakiku sedang menyelesaikan perkuliahan Teknik
Industrinya di salah satu universitas di Surabaya. Rumah akan terasa hidup
ketika mereka datang dan mulai bercerita tentang pengalaman-pengalamannya. Adik
lelaki dan ayahku memiliki hobby yang sama denganku, membaca buku. Ketika
adikku datang berlibur, maka aku akan mengobrak abrik lemarinya dan mulai
mengambil buku-bukunya. Aku pernah membaca suatu kalimat yang mengatakan, “You
are what you read!”. Kamu adalah apa yang kamu baca. Orang yang membaca lebih
banyak buku akan memiliki lebih banyak ilmu yang akan memengaruhi karakternya.
Di malam hari, aku lebih suka meluangkan
waktuku menyendiri di kamar. Merasakan suhu AC yang semakin dingin, hingga
akhirnya aku tertidur. Udara di sini memang tidak terlalu bersahabat. Siang
hari begitu sangat panas dan malam hari juga tidak terlalu dingin, kecuali pada
musim-musim hujan di akhir tahun. Suhu 31-32 derajat celcius membuatku hanya
bisa merasakan dingin dari AC di kantor dan di kamar. Aku lebih suka memutar
memoriku pada kejadian-kejadian hari ini dan mulai mencari pembelajaran dari
pengalaman hari ini. Setidaknya dapat membantuku untuk tidak mengulangi
kesalahan yang sama di kemudian hari.
Hari ini begitu banyak pelajaran berharga
yang aku dapatkan. Aku menghabiskan hampir seluruh jam kerjaku di luar kantor. Begitu
banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan di luar. Sesampai aku di kantor,
banyak data yang perlu aku catat dengan jurnal. Pemandangan yang tidak biasa,
hari ini aku melihat hampir semua staf masih berada pada komputernya
masing-masing di jam segini. Setelah aku telusuri, ternyata ibu CA kami
memberikan tugas kepada mereka untuk diselesaikan. Tugas itu sebenarnya sudah
lama ditugaskan, namun mereka baru menyelesaikannya hari ini.
Jam sudah menunjukkan pukul 17.00, satu per
satu sudah mulai menyelesaikan tugasnya dan pulang. Aku masih sibuk dengan
jurnal-jurnal transaksiku hari ini. Aku berjanji pada diriku bahwa aku tidak
akan pernah menunda pekerjaanku. Kesusahan sehari cukup untuk sehari. Kesusahan
hari ini tidak akan aku bawa hingga esok hari. Aku mulai mendisiplinkan diriku
lagi. Jari-jari tanganku mulai menari dengan cepat di atas keyboard hitam di
mejaku. Sambil menahan rasa sakit perut karena makanan pedas siang ini, akhirnya
aku mengakhiri pekerjaanku.
Sesampainya di luar kantor, aku mendengar
cerita bahwa ada salah seorang rekan kerjaku yang tertangkap membawa pulang jus
dari restoran hotel. Sangat disayangkan, resiko untuk dikeluarkan akan sangat
besar hanya karena beberapa teguk jus alpukat. Aku hanya teringat khotbah di
gereja hari sabtu yang lalu. Mungkin tidak ada yang melihatmu ketika bekerja,
tetapi mata Tuhan menjelajah ke seluruh bumi. Ia tahu jauh sebelum kamu
memikirkannya dan melakukannya.
Ketika bekerja, lakukanlah pekerjaan
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Bekerjalah dengan Tuhan, maka
kemuliaan Tuhan akan bersinergi dengan kekuatanmu. Memancarkan energi positif
dari sebuah integritas, ketulusan, kesabaran dan menularkannya kepada orang
lain.
*****
0 komentar:
Posting Komentar