Suasana
pagi ini tidak seperti biasanya. Dua hari kemarin aku mengisi energiku kembali
dengan tidur sepanjang hari. Di malam hari, seseorang mengingatkan aku tentang
pelantikan presiden Indonesia yang akan dilaksanakan hari ini. Beberapa hari
yang lalu, hampir semua channel televisi secara berkelanjutan mengekspos
mengenai pernikahan mewah seorang artis. Hal tersebut cukup menjadi perhatianku
selama berhari-hari, hingga akhirnya hampir saja aku melupakan moment bersejarah
bagi seluruh bangsa Indonesia.
Tidak
ada yang berbeda pada lalu lintas di kotaku. Semarak menyambut presiden baru
pun tidak nampak sama sekali. Berbeda dengan kota-kota besar yang begitu
antusias mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono, dan menyambut kepemimpinan Bapak Jokowi-JK. Hal ini tidak akan
mengurangi semangatku dalam menyambut hari bersejarah ini.
Aku
membuka gadgetku dan mulai membaca
memo-memo penting yang harus aku kerjakan hari ini. Tampaknya hari ini aku bisa
lebih bersantai. Tidak ada agenda khusus yang memakan begitu banyak waktuku
hari ini. Sambil membaca memo, segera saja kusantap semangkuk havermout yang kini menjadi sarapanku
setiap pagi. Setelah itu, aku mulai bersiap ke kantor. Aku meletakkan motorku
dibawah pohon tepat di depan kantorku.
Sapaan
para satpam cukup mewarnai dan menambah semangat kerjaku hari ini. Aku masuk
dan melihat ruang kerjaku tampak lebih leluasa. Rak yang semula berada di
belakang mejaku, kini berubah menjadi meja persegi panjang. Tampaknya ibu CA ku
mengubah desain ruang kerjaku. Aku duduk dan mulai merapikan file-file di atas meja baruku itu. Kunyalakan
PC sembari menunggu hasil perhitungan dari income
audit. Sambil melihat berita hari ini, aku mengunduh beberapa program file
yang memudahkan komunikasiku dengan beberapa rekan kerja.
Siang
ini langit mendung, nyaris hujan. Tetesan air dari langit masih enggan
menyentuh tanah. Namun bau hujan sudah dapat tercium. Ingatanku masih segar
tentang dua hari sebelum aku benar-benar meninggalkan kota Malang. Suasana
langit persis seperti hari ini. Aku melihat dan merasakan suasana seperti ini
pada hari itu bersama seorang sahabat. Aku membiarkan
tubuhku tersentuh oleh beberapa titik-titik air hujan pada perjalananku ke bank
hari ini.
Hari
ini indah, setidaknya aku dapat bernostalgia kembali dengan suasana kota
Malang. Aku dapat merasakan dinginnya langit, aku dapat merasakan titik air
hujan yang pernah membasahiku ketika perjuangan menyelesaikan tugas akhir
kuliahku. Perjuanganku sesungguhnya ada di kota itu. Langit Malang menjadi
saksi air mata kesedihanku dan air mata kebahagiaanku.
*****
0 komentar:
Posting Komentar