Suatu ketika aku pernah bertanya kepada seseorang
tentang makna kebahagiaan. Ia menjawabku bahwa makna kebahagiaan adalah ketika
kita dapat bersyukur dalam kondisi apapun.
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda
tentang sebuah kata ini. Dunia pun seringkali mengatakan kalimat "Bahagia
itu Sederhana", namun dalam konteks apakah sebuah kesederhanaan yang
melahirkan kebahagiaan?
Dapatkah seseorang berbahagia meskipun dalam hal
yang terberat dalam hidupnya?
Di sela-sela pekerjaanku sore ini, Tuhan menuntun
mataku untuk melihat suatu pemandangan yang luar biasa indahnya. Aku tidak
melihat uang yang menumpuk, aku tidak melihat emas di depan mataku, tetapi aku
melihat langit indah yang dipenuhi dengan burung-burung yang berterbangan di
udara. Suatu pemandangan sederhana yang sudah lama tidak pernah aku hayati lagi
semenjak kepindahanku ke Pulau Lombok. Aku merasakan apa yang dunia katakan
tentang sebuah kebahagiaan yang lahir dari kesederhanaan. Langit yang begitu
tenang, bahkan aku dapat mengimajinasikan suatu ayat di alkitab yang berkata,
"Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktuNya bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir" tertulis di langit biru sore
ini.
Ketika Tuhan bertanya kepadaku apa makna
kebahagiaan menurutku, segera saja aku menjawab ketika aku merasakan Surga
meskipun aku sedang berada di dunia. Ketika aku merasakan diriku begitu dekat
dengan penciptaku dan aku dapat merasakan Tuhan tersenyum dengan perkataan
dalam hatiku ini.
Kemudian fokus pandanganku bergeser pada kumpulan
burung-burung yang berterbangan di udara. Tuhan berkata kepadaku, “Kalau
sedemikian Aku memelihara burung-burung itu, jauh lebih dari burung-burung itu,
Aku mengasihimu. Engkau jauh lebih berharga dari burung-burung itu, anakKu.”
Aku menarik nafas sedalam-dalamnya dan mulai
mensyukuri segala berkat dan proses yang aku alami.
Aku melihat namaku
yang sengaja aku tulis di steorofoam
ruang kerjaku beberapa bulan yang lalu.
Lydia Angela Natasya
Sebuah nama yang tidak pernah aku pikirkan
artinya, namun hari ini aku mulai mengerti keindahan nama yang Tuhan berikan
untuk hidupku. Lidia adalah seorang tokoh wanita di alkitab yang mengalami
pertobatan dan menjadi berkat bagi keluarganya, sehingga seisi rumahnya dapat
mengenal Tuhan. Lidia mendukung pelayanan Paulus dengan mengijinkan Paulus
untuk menginap di rumahnya.
Angela, “Angel” artinya malaikat. Malaikat dalam
alkitab merupakan utusan Tuhan untuk membawa pesan Bapa kepada manusia. Aku
dipilih Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Natasya berasal dari Bahasa Rusia yang artinya
lahir di saat natal. Aku tidak lahir di saat natal. Nama itu turunan dari nama
kakakku yang memang lahir pada bulan Desember. Namun aku dapat mengambil makna
dari namaku bahwa aku lahir di zaman Anugrah, yaitu zaman ketika Tuhan Yesus
telah datang ke dunia untuk menyelamatkan dosa-dosaku.
Tidak berhenti sampai di sana, aku melihat sebuah
tulisan cina pada kertas di meja kerjaku.
Zhang Li Ya
Aku sengaja menulisnya beberapa minggu lalu
ketika aku sedang menekuni bahasa ini.
Li pada namaku berarti “Cantik”. Setiap perempuan
di dunia ini dilahirkan cantik. Mereka terlahir dengan keunikannya masing-masing.
Kecantikkan seorang perempuan dinilai tidak hanya dari penampilannya, tetapi
dari attitude nya dalam berhadapan
dengan orang lain.
Ya artinya “Berharga” atau “Precious”.
“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,
menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena
kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar
menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di
tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling
bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya
tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. Dan
bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku
mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti,
masih saja aku bersama-sama Engkau.”
Ayat ini terlintas di benakku ketika aku
memikirkan betapa berharganya aku di mata Bapaku.
Hari ini aku hidup di dalam dunia yang sesak
dengan tangisan, keluhan, dan ribuan ambisi manusia. Tetapi, hari ini aku
belajar melihat sisi yang berbeda di dunia tempat aku tinggal saat ini. Mereka
boleh saja melukaiku, mereka boleh saja menjatuhkanku, tetapi mereka tidak
dapat mengambil kebahagiaanku. Aku merasakan Surga sekalipun aku berada di
dunia.
Ketika aku dilingkupi rasa kecewa dan kuatir hari
ini, Tuhan dengan sigap menangkap aku kembali. Aku berkata kepada Tuhan, “Tuhan,
hari ini aku mengalami masalah, namun aku menghadapinya dengan cara yang
berbeda. Aku meyakinkan diriku bahwa Engkau yang telah menyelesaikannya
untukku. Aku tahu Engkau begitu mengasihiku. Lakukan apapun yang hendak Engkau
lakukan untuk hidupku, Tuhan. Aku percaya rancanganMu jauh lebih indah dari
apapun yang pernah aku pikirkan. Aku mencintaimu.”