Selasa, 07 Oktober 2014

Work with God



Aku mengatur suhu AC di kamarku pada angka 21 derajat celcius. Biasanya pada suhu seperti ini aku dapat merasa kedinginan, tetapi hari ini justru berkeringat. Suara TV di lantai satu rumahku cukup keras, diiringi dengan tertawa mama dan adik perempuanku. Jam-jam segini, ruang keluarga akan terasa ramai. Papa, mama, dan adikku biasanya berkumpul dan menonton acara televisi. Seharusnya rumah kami lebih ramai dari ini. Kakakku dan adik lelakiku tidak tinggal bersama kami. Kakakku memiliki pekerjaan di Jogjakarta dan adik lelakiku sedang menyelesaikan perkuliahan Teknik Industrinya di salah satu universitas di Surabaya. Rumah akan terasa hidup ketika mereka datang dan mulai bercerita tentang pengalaman-pengalamannya. Adik lelaki dan ayahku memiliki hobby yang sama denganku, membaca buku. Ketika adikku datang berlibur, maka aku akan mengobrak abrik lemarinya dan mulai mengambil buku-bukunya. Aku pernah membaca suatu kalimat yang mengatakan, “You are what you read!”. Kamu adalah apa yang kamu baca. Orang yang membaca lebih banyak buku akan memiliki lebih banyak ilmu yang akan memengaruhi karakternya.
Di malam hari, aku lebih suka meluangkan waktuku menyendiri di kamar. Merasakan suhu AC yang semakin dingin, hingga akhirnya aku tertidur. Udara di sini memang tidak terlalu bersahabat. Siang hari begitu sangat panas dan malam hari juga tidak terlalu dingin, kecuali pada musim-musim hujan di akhir tahun. Suhu 31-32 derajat celcius membuatku hanya bisa merasakan dingin dari AC di kantor dan di kamar. Aku lebih suka memutar memoriku pada kejadian-kejadian hari ini dan mulai mencari pembelajaran dari pengalaman hari ini. Setidaknya dapat membantuku untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.
Hari ini begitu banyak pelajaran berharga yang aku dapatkan. Aku menghabiskan hampir seluruh jam kerjaku di luar kantor. Begitu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan di luar. Sesampai aku di kantor, banyak data yang perlu aku catat dengan jurnal. Pemandangan yang tidak biasa, hari ini aku melihat hampir semua staf masih berada pada komputernya masing-masing di jam segini. Setelah aku telusuri, ternyata ibu CA kami memberikan tugas kepada mereka untuk diselesaikan. Tugas itu sebenarnya sudah lama ditugaskan, namun mereka baru menyelesaikannya hari ini.
Jam sudah menunjukkan pukul 17.00, satu per satu sudah mulai menyelesaikan tugasnya dan pulang. Aku masih sibuk dengan jurnal-jurnal transaksiku hari ini. Aku berjanji pada diriku bahwa aku tidak akan pernah menunda pekerjaanku. Kesusahan sehari cukup untuk sehari. Kesusahan hari ini tidak akan aku bawa hingga esok hari. Aku mulai mendisiplinkan diriku lagi. Jari-jari tanganku mulai menari dengan cepat di atas keyboard hitam di mejaku. Sambil menahan rasa sakit perut karena makanan pedas siang ini, akhirnya aku mengakhiri pekerjaanku.
Sesampainya di luar kantor, aku mendengar cerita bahwa ada salah seorang rekan kerjaku yang tertangkap membawa pulang jus dari restoran hotel. Sangat disayangkan, resiko untuk dikeluarkan akan sangat besar hanya karena beberapa teguk jus alpukat. Aku hanya teringat khotbah di gereja hari sabtu yang lalu. Mungkin tidak ada yang melihatmu ketika bekerja, tetapi mata Tuhan menjelajah ke seluruh bumi. Ia tahu jauh sebelum kamu memikirkannya dan melakukannya.
Ketika bekerja, lakukanlah pekerjaan seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Bekerjalah dengan Tuhan, maka kemuliaan Tuhan akan bersinergi dengan kekuatanmu. Memancarkan energi positif dari sebuah integritas, ketulusan, kesabaran dan menularkannya kepada orang lain. 
*****

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© How God Writes Your Life Story, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena