Rabu, 17 Desember 2014

Keep Calm and Trust!



Pekerjaanku sejak awal bulan Desember hingga hari ini tidak terlalu berat. Hampir sebagian besar waktuku akhir-akhir ini dihabiskan untuk persiapan-persiapan perayaan natal gerejaku. Sudah 4 tahun aku kehilangan moment seperti ini. Semasa kuliah, aku begitu menyibukkan diriku dengan ujian-ujian akhir semesterku. Jarang sekali aku mengikuti pelayanan natal ketika aku di Malang. Biasanya di moment akhir tahun seperti ini, aku sengaja mendengarkan lagu-lagu natal dari laptopku sembari mengerjakan tugas-tugas kuliah. 

Tahun ini, begitu banyak harapanku di awal tahun 2014 yang menjadi kenyataan. Aku sempat menuliskan di bukuku bahwa aku ingin sekali melewati tahun 2014 dengan kembali melayani Tuhan. Aku melalui 4 tahun masa kuliahku tanpa pelayanan apapun. Tanpa pelayanan apapun selam 4 tahun di Malang, tentu saja membuat aku benar-benar mengalami kekosongan. Ketika di gereja, aku selalu iri melihat mereka yang dapat melayani Tuhan dengan begitu bersukacita, sedangkan aku, jangankan melayani, untuk pergi ke gereja setiap minggu saja aku sudah begitu bersyukur. Jarak gereja yang cukup jauh, ditambah lagi aku tidak memiliki kendaraan saat itu membuatku benar-benar tidak dapat melakukan apapun. 

Tahun 2014, Tuhan benar-benar mendengar dan menjawab doaku. Aku dipercayakan sebuah kendaraan yang membuatku dapat terjun pada suatu pelayanan. Aku juga bergabung dalam sebuah komsel yang merupakan komunitas anak muda di gereja. Berawal dari komsel, aku belajar begitu banyak hal. Aku dikuatkan oleh teman-teman seiman, aku didorong untuk melayani Tuhan.
22 Maret 2014, aku bertemu dengan seorang teman yang begitu baik dan merupakan anak kesayangan Tuhan. Hari itu juga, Tuhan mempercayakan aku untuk melakukan pelayanan pertamaku sebagai consellor di acara KKR gereja. Begitu banyak yang begitu aku syukuri saat itu. Di saat aku benar-benar merasa kesepian, Tuhan menghadirkan begitu banyak teman di hidupku. Tuhan mengajariku banyak hal dari mereka semua.

Bulan April 2014, aku memutuskan untuk pulang kembali ke tempat kelahiranku, tentu saja saat itu aku telah lulus kuliah. Tidak mudah untuk memutuskan hal tersebut, tetapi di dalam hatiku muncul suatu kerinduan untuk memberikan buah sulungku di tempat kelahiranku. Aku ingin sekali melayani Tuhan di pemuda remaja gerejaku di Lombok. Tahun pertama kelulusanku, aku ingin mempersembahkannya untuk Tuhan. Terkadang mungkin banyak yang berpikir bahwa aku terlalu bodoh untuk kembali ke kampung halaman, sedangkan begitu banyak kota-kota besar yang menjanjikan karir yang begitu baik. Tetapi ada satu kalimat yang beredar di kepalaku saat itu, “I don’t know my future, but I know who hold my future”. Aku tahu Tuhan sudah merancangkan segala hal yang terbaik di hidupku, masa depanku, cita-cita, dan cinta. Kepulanganku ke Lombok membuatku menjadi jauh dengan teman-teman yang baru saja aku kenal. Tentu saja ada perasaan sedih, tetapi ada damai sejahtera yang jauh melebihi apapun ketika aku mengingat misi yang Tuhan berikan untukku saat itu.

Setelah kepulanganku, hari-hari aku lewati dengan begitu cepat. Tuhan mempercayakan aku untuk memimpin sebuah komunitas kecil pemuda remaja di gereja. Tuhan juga mempercayakan pelayanan lain untukku. Aku melewati bulan demi bulan dengan sukacita yang luar biasa.

Ada kalanya aku begitu merasa kesepian. Jauh dari teman-temanku di Malang, jauh dari keramaian, bahkan teman terbaikku jarang sekali menghubungiku akhir-akhir ini. Tetapi di dalam ketenangan, aku benar-benar dapat mendengarkan suara Tuhan.

Ada banyak hal yang membuat dunia tampaknya begitu ramai, tetapi merasakan suatu kekosongan. Aku pernah mengalaminya, dan membuatku lupa tentang penciptaku. Aku bersyukur Tuhan menarikku dengan cepat. Hari ini, aku sedang menjalani proses penetralan. Tuhan membawaku pada masa ketika tidak ada seorang pun yang menjadi tempat aku bercerita tentang begitu banyak hal. Tidak ada seorang pun yang dapat aku percaya selain diriNya. Aku tidak menghabiskan waktuku dengan media sosial yang dulu sempat menyita banyak waktuku.

Ketika segala hal menjadi tidak sesuai dengan keinginanku, aku mencoba belajar untuk diam dan tenang. Aku tidak memprotes apapun kepada Tuhan, bahkan untuk janjiNya yang belum terjadi di hidupku. Ketika aku berdiam itulah, begitu banyak hal yang Tuhan ceritakan kepadaku. Begitu banyak tanda yang Tuhan nyatakan di hidupku ketika aku bertanya kepadaNya.

Beberapa hari yang lalu, aku berangkat ke kantor. Sembari di perjalanan, Tuhan mengingatkanku dengan kata-kata,” Dalam tinggal tenang dan percaya, terletak kekuatanmu”. Aku mencari tahu keinginan Tuhan dari kata-kata tersebut. Sampai di kantor, aku mendengar khotbah sembari bekerja. Tanpa disadari, khotbah itu pun menuntunku dengan kata-kata yang sama seperti yang Tuhan katakan tadi pagi.

Kini aku tahu, Tuhan menginginkan aku untuk tenang dan berdiam di bawah kakiNya, tanpa perlu kuatir tentang apapun juga dan tanpa protes tentang apapun juga. Hanya dengan mendengar suara Tuhan, aku benar-benar mengalami sukacita yang luar biasa.

Terkadang ketika aku ingin menceritakannya kepada temanku apa yang aku alami atau apa yang aku dengar, ia justru mementahkannya dan mengatakan aku seperti meramal masa depan. Ketika aku menceritakannya kepada Tuhan, Ia mengatakannya sekali lagi kepadaku,” Dalam tinggal tenang dan percaya, terletak kekuatanmu”.

Aku cukup tinggal tenang dan percaya, dan melihat bagaimana Tuhan bekerja secara luar biasa di hidupku. Tidak perlu mempertanyakan bagaimana caranya, dan tidak perlu menceritakan apapun kepada siapapun. Tuhan mau mengajariku untuk belajar percaya sekalipun aku tidak melihat. Belajar berdiam dan mengerti keinginan Tuhan, sekalipun begitu banyak hal yang ingin aku pertanyakan. Tuhan ingin aku menggunakan telingaku untuk lebih peka mendengar suaranya, mataku untuk lebih terbuka membaca firman Tuhan, dan hatiku untuk menerima pewahyuan-pewahyuan Tuhan. 

Entah kemana lagi Tuhan akan membawaku tahun 2015, tetapi aku yakin setiap langkah-langkahku dituntun oleh Tuhan kepada suatu rancangan terbaik di hidupku. Tuhan Yesus jauh lebih mengetahui segala hal yang terbaik untukku, dibanding diriku sendiri. 

Tuhan mengontrol hidupku karena Ia begitu mengasihiku....Belajar tenang, tetap berdoa, dan peka dengan suara Tuhan. Jesus loves you!!!

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

© How God Writes Your Life Story, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena