Malam ini tampak seperti
malam-malam biasanya, sama sekali tidak ada yang istimewa. Aku duduk tertegun
sambil mencoba menuangkan apa yang ada di pikiranku malam ini. Entah apa yang
muncul di pikiranku malam ini, tetapi aku sedang mencoba berpetualang dengan
segala hal tentang sosok yang disebut “Wanita”. Beberapa bulan yang lalu aku
sempat menuliskan tentang peranan seorang wanita.
Masih teringat jelas dalam
ingatanku bahwa wanita memiliki peranan sebagai seorang penolong bagi seorang
pria. Tetapi apakah seorang perempuan hanya diciptakan hanya sebagai penolong
saja? Hari ini Tuhan menuntunku pada suatu pengertian mengenai sesuatu yang
besar di balik penciptaan seorang wanita.
Lydia Angela Natasya, sejak lahir
aku adalah orang yang tidak pernah bangga memiliki nama itu. Aku merasa nama
itu tidak cocok untukku mengingat gayaku yang tidak terlalu feminim dan cara
bicaraku yang tidak terlalu lembut seperti wanita pada umumnya. Sebelum lahir,
orangtuaku menyiapkan sebuah nama laki-laki untukku. Terpikir olehku bahwa
orangtuaku mungkin saja menginginkan seorang anak laki-laki pada saat itu. Seringkali
aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia tidak menciptakanku sebagai seorang
laki-laki saja? Menurutku, wanita hanyalah sosok yang begitu lemah dan mudah
sekali untuk menangis. Pada saat masa kecilku, aku bertindak sebagai jagoan di
rumah. Entahlah, aku merasa begitu bangga ketika tidak ada satupun saudaraku
yang berani melawanku. Begitu bodoh dan konyol.
Ketika berada di rumah, aku
merasa aku lah yang berkuasa, tetapi ketika berada di luar rumah, aku menjadi
anak yang begitu tidak percaya diri. Aku pendiam dan begitu takut untuk
berbicara. Membutuhkan waktu yang begitu lama untuk beradaptasi dengan
lingkungan dan orang-orang yang baru. Aku tidak pernah mengijinkan orang
menyebutku dengan nama Angel, Angela, dan Natasya. Aku mencoba terbiasa dengan
nama Lydia. Aku tidak pandai dalam mengerjakan hal-hal yang biasa ditangani
oleh wanita, seperti memasak, menjahit, dan sebagainya.
Tetapi sejak aku dekat dengan
Tuhan, segalanya menjadi berubah. Aku merasa begitu bangga menjadi seorang
wanita. Wanita diciptakan dengan kepekaan yang luar biasa. Ada hal yang berbeda
antara kedekatan seorang ayah dengan anak perempuannya dan kedekatan seorang
ayah dengan anak lelakinya. Seorang ayah yang baik pasti akan berkata-kata dan
memperlakukan anak perempuannya dengan lembut, bahkan Ia tidak segan untuk
memeluk anak perempuannya dan tidak akan mengijinkan anak perempuannya jatuh
kepada laki-laki yang tidak baik. Hal
inilah yang menjadi dasar pemikiranku. Jika ayahku di dunia begitu mengasihiku,
apalagi ayahku yang di Surga. Tuhan memperlakukanku dengan begitu lembut,
bahkan ketika aku menangis sekalipun, Ia selalu menjelaskan mengapa hal itu
dilakukanNya dengan penuh kasih.
Seorang wanita akan memiliki
kepekaan terhadap perasaan Tuhan, karena itulah kelebihannya. Tidak hanya
sampai di sana, dalam kisah-kisah di Alkitab pun, Tuhan banyak memakai seorang
wanita untuk menjadi pahlawan, contohnya saja Ester, Deborah, Maria, Dorkas,
Lydia.
Pada Bilangan 27:1-11 Tuhan juga
menunjukkan cintaNya bagi anak-anak perempuan kesayanganNya. Mahla, Noa, Hogla,
Milka, dan Tirza saat itu berani berbicara di hadapan Musa dan Imam Eleazar.
Hal ini terjadi karena nama ayahNya hendak dihapus dari kaumnya oleh sebab ia
tidak memiliki anak laki-laki. Kelima anak kesayangan Tuhan menuntut haknya.
Pada ayat 7, Tuhan langsung membela kelima anak perempuan itu di depan mata
Musa. Tuhan menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat mengambil hak yang dimiliki
oleh anak-anak perempuan kesayangan Tuhan. Keberanian itu juga tampak ketika
Ester dan Debora berjuang membela bangsaNya.
Kisah Rasul 16:13-15 menceritakan
tentang Lidia seorang penjual kain ungu yang taat kepada Tuhan. Pada ayat 13
terdapat banyak perempuan yang berkumpul dan berbicara pada Paulus, tetapi ada
seseorang yang menarik perhatian dari Paulus di antara sekian banyak perempuan
itu, yaitu Lidia. Pada ayat 14, Paulus menceritakan tentang Lidia dan perhatian
Tuhan kepada Lidia hingga seisi rumahnya mengalami metanoia atau pertobatan.
Lidia adalah seorang wirausaha yang diberkati Tuhan. Hal ini ditunjukkan dari
sifatnya yang ingin memberkati orang lain dengan mengajak Paulus untuk menumpang
di rumahnya.
Hari ini, aku menyadari
keberhagaanku sebagai seorang anak perempuan di hadapan Tuhan Bapaku.
Pembicaraanku dengan Tuhan hari ini membuat aku mengerti bahwa visi utamaku
dalam penciptaan adalah bukan hanya sebagai penolong. Lebih dari itu, Ia
menanamkan dalam pikiranku bahwa aku diciptakan Tuhan untuk dipakai secara luar
biasa dalam mempermuliakan namaNya. Malam ini, aku bersyukur diciptakan sebagai
seorang Lydia Angela Natasya. Anak perempuan kesayangan Tuhan Yesus.
Wanita kesayangan Tuhan, engkau
unik dan berharga di hadapan Tuhan. Jangan kuburkan impianmu, gunakan karunia
yang Tuhan berikan untuk memuliakanNya. Perananmu sebagai penolong, tetap
lakukan itu dengan setia. Tetapi jangan pernah melupakan visi utama bahwa
engkau tetap diciptakan untuk kemuliaanNya. Kelebihanmu, jadikan itu sebagai
berkat untuk menjadi lebih peka dalam mendengar suara Tuhan. Keep in shine,
ladies… God’s lovely daughter…. Jesus loves you!
0 komentar:
Posting Komentar