Senin, 12 Januari 2015

Daughter of God!



Malam ini tampak seperti malam-malam biasanya, sama sekali tidak ada yang istimewa. Aku duduk tertegun sambil mencoba menuangkan apa yang ada di pikiranku malam ini. Entah apa yang muncul di pikiranku malam ini, tetapi aku sedang mencoba berpetualang dengan segala hal tentang sosok yang disebut “Wanita”. Beberapa bulan yang lalu aku sempat menuliskan tentang peranan seorang wanita.

Masih teringat jelas dalam ingatanku bahwa wanita memiliki peranan sebagai seorang penolong bagi seorang pria. Tetapi apakah seorang perempuan hanya diciptakan hanya sebagai penolong saja? Hari ini Tuhan menuntunku pada suatu pengertian mengenai sesuatu yang besar di balik penciptaan seorang wanita.

Lydia Angela Natasya, sejak lahir aku adalah orang yang tidak pernah bangga memiliki nama itu. Aku merasa nama itu tidak cocok untukku mengingat gayaku yang tidak terlalu feminim dan cara bicaraku yang tidak terlalu lembut seperti wanita pada umumnya. Sebelum lahir, orangtuaku menyiapkan sebuah nama laki-laki untukku. Terpikir olehku bahwa orangtuaku mungkin saja menginginkan seorang anak laki-laki pada saat itu. Seringkali aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia tidak menciptakanku sebagai seorang laki-laki saja? Menurutku, wanita hanyalah sosok yang begitu lemah dan mudah sekali untuk menangis. Pada saat masa kecilku, aku bertindak sebagai jagoan di rumah. Entahlah, aku merasa begitu bangga ketika tidak ada satupun saudaraku yang berani melawanku. Begitu bodoh dan konyol.

Ketika berada di rumah, aku merasa aku lah yang berkuasa, tetapi ketika berada di luar rumah, aku menjadi anak yang begitu tidak percaya diri. Aku pendiam dan begitu takut untuk berbicara. Membutuhkan waktu yang begitu lama untuk beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang yang baru. Aku tidak pernah mengijinkan orang menyebutku dengan nama Angel, Angela, dan Natasya. Aku mencoba terbiasa dengan nama Lydia. Aku tidak pandai dalam mengerjakan hal-hal yang biasa ditangani oleh wanita, seperti memasak, menjahit, dan sebagainya.

Tetapi sejak aku dekat dengan Tuhan, segalanya menjadi berubah. Aku merasa begitu bangga menjadi seorang wanita. Wanita diciptakan dengan kepekaan yang luar biasa. Ada hal yang berbeda antara kedekatan seorang ayah dengan anak perempuannya dan kedekatan seorang ayah dengan anak lelakinya. Seorang ayah yang baik pasti akan berkata-kata dan memperlakukan anak perempuannya dengan lembut, bahkan Ia tidak segan untuk memeluk anak perempuannya dan tidak akan mengijinkan anak perempuannya jatuh kepada laki-laki yang tidak baik.  Hal inilah yang menjadi dasar pemikiranku. Jika ayahku di dunia begitu mengasihiku, apalagi ayahku yang di Surga. Tuhan memperlakukanku dengan begitu lembut, bahkan ketika aku menangis sekalipun, Ia selalu menjelaskan mengapa hal itu dilakukanNya dengan penuh kasih.
Seorang wanita akan memiliki kepekaan terhadap perasaan Tuhan, karena itulah kelebihannya. Tidak hanya sampai di sana, dalam kisah-kisah di Alkitab pun, Tuhan banyak memakai seorang wanita untuk menjadi pahlawan, contohnya saja Ester, Deborah, Maria, Dorkas, Lydia.

Pada Bilangan 27:1-11 Tuhan juga menunjukkan cintaNya bagi anak-anak perempuan kesayanganNya. Mahla, Noa, Hogla, Milka, dan Tirza saat itu berani berbicara di hadapan Musa dan Imam Eleazar. Hal ini terjadi karena nama ayahNya hendak dihapus dari kaumnya oleh sebab ia tidak memiliki anak laki-laki. Kelima anak kesayangan Tuhan menuntut haknya. Pada ayat 7, Tuhan langsung membela kelima anak perempuan itu di depan mata Musa. Tuhan menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat mengambil hak yang dimiliki oleh anak-anak perempuan kesayangan Tuhan. Keberanian itu juga tampak ketika Ester dan Debora berjuang membela bangsaNya.

Kisah Rasul 16:13-15 menceritakan tentang Lidia seorang penjual kain ungu yang taat kepada Tuhan. Pada ayat 13 terdapat banyak perempuan yang berkumpul dan berbicara pada Paulus, tetapi ada seseorang yang menarik perhatian dari Paulus di antara sekian banyak perempuan itu, yaitu Lidia. Pada ayat 14, Paulus menceritakan tentang Lidia dan perhatian Tuhan kepada Lidia hingga seisi rumahnya mengalami metanoia atau pertobatan. Lidia adalah seorang wirausaha yang diberkati Tuhan. Hal ini ditunjukkan dari sifatnya yang ingin memberkati orang lain dengan mengajak Paulus untuk menumpang di rumahnya.

 Hari ini, aku menyadari keberhagaanku sebagai seorang anak perempuan di hadapan Tuhan Bapaku. Pembicaraanku dengan Tuhan hari ini membuat aku mengerti bahwa visi utamaku dalam penciptaan adalah bukan hanya sebagai penolong. Lebih dari itu, Ia menanamkan dalam pikiranku bahwa aku diciptakan Tuhan untuk dipakai secara luar biasa dalam mempermuliakan namaNya. Malam ini, aku bersyukur diciptakan sebagai seorang Lydia Angela Natasya. Anak perempuan kesayangan Tuhan Yesus.  

Wanita kesayangan Tuhan, engkau unik dan berharga di hadapan Tuhan. Jangan kuburkan impianmu, gunakan karunia yang Tuhan berikan untuk memuliakanNya. Perananmu sebagai penolong, tetap lakukan itu dengan setia. Tetapi jangan pernah melupakan visi utama bahwa engkau tetap diciptakan untuk kemuliaanNya. Kelebihanmu, jadikan itu sebagai berkat untuk menjadi lebih peka dalam mendengar suara Tuhan. Keep in shine, ladies… God’s lovely daughter…. Jesus loves you!

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© How God Writes Your Life Story, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena