Selasa, 04 November 2014

God's Lovely Daughter

Post pertama di bulan November 2014, setidaknya aku masih memiliki cukup waktu untuk menuangkan pikiranku ke dalam tulisan-tulisan pada blog yang aku buat sebulan yang lalu. Sebelumnya, aku memiliki blog dengan nuansa yang berbeda ketika aku masih menduduki bangku perkuliahan. Jika dibandingkan dengan blog sebelumnya, maka akan nampak sekali perbedaan dengan blog yang baru saja aku buat ini. Blog lama ku leidacia'sworld@blogspot.com dihiasi dengan template pororo and friends. Pada blog itu aku banyak menuliskan isi hatiku selama menduduki bangku perkuliahan. Blog itu cukup berat dengan widget-widget di setiap sisinya. Dalam blog itu, terdapat tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang sengaja aku posting di sana sebagai prasyarat kelulusan kuis kecil mata kuliahku itu. 

Pada blog yang baru saja aku rilis ini, aku sengaja menggunakan warna yang soft dengan template yang tidak begitu ramai dan widget yang tidak terlalu banyak. Warna background pink menjadi pilihanku meskipun bukan merupakan warna favoritku. Alasan pemilihan warna tersebut adalah aku mencoba menampilkan estetika kewanitaan pada blog ini. 

Berbicara tentang "wanita", maka semua orang akan berpikir tentang keindahan, keunikkan, dan kelembutan. Beberapa waktu lalu, aku sempat berbicara kepada seseorang mengenai perbedaan antara pria dan wanita. Keduanya diciptakan Tuhan dengan sifat lahiriah yang berbeda. Seorang pria akan lebih menggunakan logika dibandingkan dengan perasaan, sedangkan wanita akan lebih menggunakan perasaannya. Mereka diciptakan berbeda tanpa ada satupun kesalahan yang Tuhan lakukan. Ketika mengendarai mobil untuk mencapai pada suatu tujuan, maka seorang pria diibaratkan seperti gas dan seorang wanita adalah remnya. Seorang pria dan seorang wanita harus mengerti posisinya masing-masing. Keduanya tidak dapat berjalan berdampingan ketika tidak ada satu pihak pun yang mau mengerti. Mobil tidak akan dapat berjalan ketika gas dan rem diinjak bersamaan. 

Menjadi seorang wanita bukan berarti selalu benar atau mungkin selalu mengalah. Begitu banyak pria di dunia ini menganggap bahwa istrinya adalah monster yang begitu mengekang hidupnya, sehingga seringkali pria mencari wanita selain istrinya untuk memuaskan nafsu pribadinya. Ada pula pria yang tidak menghormati istrinya karena sang istri begitu lemah sehingga mudah dipermainkan. Lantas, apa yang harus dilakukan seorang wanita?
 
1. Memahami posisi wanita dalam penciptaan Tuhan
Seorang wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, bukan dari tulang tengkoraknya yang dapat memerintah pria (suaminya) dan bukan dari tulang paha yang dapat diinjak-injak oleh suaminya. Wanita diciptakan sebagai seorang penolong bagi pria. 
Kejadian 2:18
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. 
Posisi wanita ketika berdampingan dengan suaminya bukan sebagai penuntut, namun sebagai penolong. Kata "penolong" menunjukkan bahwa seorang wanita harus memiliki kerendahan hati untuk melayani. Bukan justru selalu menuntut perhatian, harta, dan sebagainya dari suaminya.

2. Menjadi wanita yang cantik
Kecantikan wanita tidak dinilai dari luarnya saja, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa penampilan adalah hal yang paling pertama yang dapat dilihat oleh orang lain. Namun kecantikan fisik seorang wanita malah akan menjadi sandungan ketika ia tidak mampu menunjukkan kecantikan di dalam dirinya. 
Amsal 31:10
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji
Seorang wanita yang takut akan Tuhan akan mencerminkan kasih Tuhan di dalam hidupnya. Takut akan Tuhan artinya menyenangkan Tuhan lewat kehidupannya. Kecantikan dipancarkan dari perilakunya dan perkataannya. Seorang wanita dituntut untuk mampu menjadi teladan, mengeluarkan perkataan yang sedap untuk di dengar dan patut untuk dipuji.

3. Menghormati Tuhan dan menghormati suaminya
Seorang wanita harus memiliki integritas yang tinggi, memiliki kedewasaan rohani yang tinggi. Seorang wanita harus meletakkan penghargaan tertinggi kepada penciptanya. Menghormati Tuhan artinya tidak menyimpang dan tetap setia. Setia terhadap pasangan hidup mencerminkan penghormatan kepada Tuhan dan kepada suami. Tidak selingkuh, dan menempatkan Tuhan dan keluarga sebagai prioritas utama. 

4. Menjadi wanita yang bertanggung jawab
Peran wanita dalam keluarga tidak hanya sebagai penghias rumah. Wanita memiliki tanggung jawab sebagai penolong bagi suaminya. Ia akan bekerja sama dengan suaminya sebagai rekan kerja Tuhan dalam mendidik anak-anak yang Tuhan percayakan kepada mereka. Ketrampilan terbesar seorang wanita dituntut ketika ia harus melayani suami dan anak-anaknya.
 
5. Miliki waktu untuk saling mendengarkan
Seorang wanita yang baik tidak menempatkan dirinya sebagai self center. Ia dituntut untuk menjadi pendengar yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Memelihara komunikasi yang baik dan mampu memahami kondisi. Istri yang baik adalah istri yang mendatangkan sukacita surga di dalam rumah. Tidak memarahi suami sebelum dan setelah bekerja, memuji anak-anak ketika ia mampu menyelesaikan tugasnya adalah hal sederhana yang dapat dilakukan.

Saat ini begitu banyak wanita yang tidak menjadi teladan bagi keluarganya. Wanita seringkali mendominasi kehidupan dalam keluarga, bahkan terkadang wanita justru menghilangkan damai sejahtera di dalam  keluarganya. Mengeluh, bertengkar, memarahi anak, memperlakukan anaknya dengan kasar bukanlah merupakan teladan yang baik.

Aku belum memiliki pengalaman apapun mengenai peranan seorang istri. Tetapi aku bersyukur, Tuhan begitu banyak mengajariku untuk menjadi wanita bijak yang menyenangkan hati Tuhan. Tuhan memperlihatkan kehidupan kepadaku dan aku mengamatinya. Banyak wanita ketika masih muda menyepelekan hal ini. Mereka berpacaran hanya karena "cinta" padahal di dalamnya terdapat tanggung jawab yang begitu besar yang dipercayakan Tuhan kepada seorang wanita. 

Aku pernah menghadiri sebuah retreat yang diadakan oleh gerejaku. Dalam retreat itu dikatakan bahwa umur seseorang yang pantas untuk berpacaran adalah 21 tahun secara psikologi. Aku langsung saja mengambil komitmen untuk tidak berpacaran sebelum menginjak 21 tahun. Sampai di umur 21 tahun pun aku masih belum memiliki komitmen untuk berpacaran. Terkadang aku bertanya kepada Tuhan mengapa orang lain begitu mudahnya mendapatkan pasangan, sedangkan aku belum pernah sama sekali. Ketika itu pula Tuhan menjawab aku bahwa Ia tidak akan memberikan uang 200.000,00 untuk anak berumur 2 tahun. Sebuah tamparan begitu keras yang betul-betul mengoreksi hidupku. 

Banyak wanita yang justru menjadi hancur ketika ia tidak mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sebelum mengambil komitmen berpacaran. Tidak sedikit pula yang selalu sedih karena merasa putus cinta. Aku bukan bagian dari mereka. Kini aku mengerti, ketika Tuhan mempercayakan sesuatu maka Ia mempersiapkan aku terlebih dahulu. Aku teringat suatu quote yang berkata, "Tuhan memberikan seseorang bukan ketika kita kesepian, tetapi ketika kita siap."

Di manakah posisi anda saat ini? 
Ketika anda belum memiliki pasangan, persiapkanlah diri anda untuk menjadi wanita-wanitaNya Kristus yang siap menerima tanggung jawab yang Tuhan percayakan suatu hari nanti. Berdandanlah seolah-olah hari ini anda akan bertemu dengan pasangan yang Tuhan percayakan dalam hidup anda.

Ketika anda sudah memiliki komitmen berpacaran, periksalah komitmen anda. Sudahkah komitmen tersebut
sesuai dengan kehendak Allah? Ambillah keputusan yang tepat sebelum berlanjut kepada jenjang pernikahan.

Ketika anda sudah berkeluarga, sudahkan anda menjadi teladan Kristus yang baik bagi suami dan anak-anak anda? 

Jadilah wanita-wanita yang mencerminkan teladan Kristus dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Peliharalah kekudusan sebagai seorang wanita. Menjadi wanita kesayangan Tuhan yang memberkati orang lain.

"Melalui keunikannya wanita berfungsi dan menjadi teladan"_Wanita Bijak, Abbalove Ministries
Titus 2: 3-7

God Bless You............



0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© How God Writes Your Life Story, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena